Inovasi ini mengembangkan alat pendeteksi tanah longsor berbasis teknologi canggih yang menggabungkan dua sensor utama, yaitu SW-520D untuk mendeteksi kemiringan tanah dan FC-28 untuk mengukur kelembapan tanah. Alat ini dirancang sebagai sistem peringatan dini yang mampu memantau kondisi tanah secara real-time, memberikan alarm melalui buzzer ketika terdeteksi potensi longsor. Tujuannya adalah mengurangi risiko bencana dengan memberikan informasi cepat dan akurat kepada masyarakat dan pihak berwenang, terutama di daerah rawan longsor seperti Kecamatan Tanggunggunung dan Kalidawir di Tulungagung, Jawa Timur.

Alat ini menggunakan Arduino Uno sebagai pusat pemrosesan data, yang mengintegrasikan input dari kedua sensor untuk menentukan tingkat risiko longsor berdasarkan ambang batas kelembapan (>51%) dan kemiringan tanah (>25 derajat). Hasil pemantauan ditampilkan pada layar LCD dan disimpan dalam modul Micro SD untuk analisis lebih lanjut. Dengan pendekatan Internet of Things (IoT), sistem ini juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi jaringan pemantauan jarak jauh, memungkinkan respons mitigasi yang lebih cepat dan terkoordinasi.

Pengujian alat dilakukan secara komprehensif dengan mensimulasikan berbagai kondisi tanah, mulai dari kering hingga basah, serta variasi kemiringan lereng. Hasilnya menunjukkan akurasi tinggi dalam mendeteksi perubahan parameter tanah, dengan waktu respons kurang dari 2 detik. Inovasi utama penelitian ini terletak pada kombinasi dual sensor yang saling melengkapi, meningkatkan keandalan sistem dibandingkan pendeteksian berbasis single sensor.

Penelitian ini tidak hanya memberikan solusi teknologi yang terjangkau dan mudah diaplikasikan, tetapi juga membuka peluang pengembangan lebih lanjut, seperti integrasi dengan sistem notifikasi SMS atau platform IoT. Diharapkan, alat ini dapat menjadi bagian dari strategi mitigasi bencana yang efektif, mengurangi kerugian material maupun jiwa, serta mendukung pembangunan berkelanjutan di daerah rawan longsor.